Hidup ini lucu memang!

Hidup ini lucu memang, dan sekarang saya ajarkan padamu bagaimana cara menertawakan hidup. Berawal dari perbincangan saya dengan anak murid saya '(sebut saja Mawar') yang penuh dengan (pengkhianatan) sebenarnya. Karena Mawar yang tega-teganya membocorkan rahasia yang paling rahasia dari kebobrokan sekolahnya.
Saya (A)      : Emang di sekolah guru Matematikanya enak ga?
Mawar (B)   : Gak enak ka, gak bisa diajak pendekatan.
A : Maksudnya pendekatan?
B : Ya pendekatan. Kan kalo guru-guru yang laen enak tuh bisa diajak pendekatan, bisa sms an kalo misalnya nanya pelajaran.
A : Ooh.. jadi guru ini ga terbuk?
B : Iya, udah gitu kalo ngasih nilai pelit.
A : Hmm, mungkin dia orangnya perfeksionis.
B : Kan kalo guru-guru yang lain enak ka. Waktu itu aja, laporan ekonomi aku sebenernya perbaikan ya, eh trus gurunya minta dibeliin bakmie. akhirnya aku beliin tapi pake duit aku, tapi duit aku itu gak digantiin. eh laporan aku gak taunya dilulusin, aku gak usah ngulang lagi, padahal temen-temen aku mesti ngulang.
A : shock!
B : Pas pelajaran Penjaskes juga, waktu ujian praktek, padahal ujian prakteknya gak diadain, tapi kita semua diwajibin bayar 10 ribu, eh tau tau semuanya lulus.
A : shock berat!

Dari perbincangan tersebut, saya menyimpulkan bahwa ternyata pikiran saya yang menganggap bahwa sekolah itu susah ternyata salah. Ternyata kita cuma perlu uang 5 ribu rupiah dan uang 10 ribu ntuk lulus ujian, Ndak usah belajar sampe tengah malem atau baca buku di perjalanan untuk lulus ujian dengan nilai yang baik..

Ckck, mungkin ini cuma sebagian kecil aja dari kesalahan sistem pendidikan di Indonesia. Sekolah yang seharusnya adalah tempat seseorang merubah tingkah laku dari tidak bisa menjadi bisa, dari salah menjadi benar, dari tidak tahu menjadi tahu, namun kini sekarang  sekolah sudah berubah fungsi menjadi tempat paling korup yang menimpa orang-orang tidak berdosa. Menjadi tempat perjudian kecil-kecilan yang mengatasnamakan pendidikan.

Tidak ada tempat di muka bumi ini yang menimpa orang-orang tidak berdosa separah sekolah, sekolah adalah penjara!


Kawan, masih ingatkah tentang pedoman "9 Tahun Wajib Belajar"?? Wajib Belajar, harusnya diganti dengan kata HAK BELAJAR. Jika belajar adalah sesuatu yang wajib, mengapa orang-orang miskin yang ingin bersekolah menjadi seolah-seolah sesutau yang haram dan tabu. Mereka diberatkan dengan bayaran ini itu. Mungkin sekarang ada dana BOS. Tapi BOS bukanlah alternatif yang efektif, karena siswa diwajibkan untuk memebeli buku-buku yang tiap tahunnya saja sudah ganti kurikulum dan harganya minta ampun mahalnya. Lalu belum lagi dengan biaya alat-alat praktek. Ya Tuhan.. kenapaa hal seperti ini masih saja dipersulit???


Bagaimana dengan anak-anak yang sebetulnya pintar, tapi berhenti sekolah hanya karena ia tidak punya uang??

Dalam Undang-undang orang miskin dan anak terlantar menjadi tanggung jawab pemerintah. Tapi kenyataannya , pemerintah seakan angkat tangan atau mungkin merekanya yang tidak mau diasuh pemerintah, karena perlakuan orang-orang sok berkuasa yang tidak ramah atau mungkin nasibnya juga tidak dijamin bahagia jika menyerah pada pemerintah. Sekarang, saya bertambah yakin, bahwa undang-undang adalah omong kosong dan isapan jempol belaka.

Begitupun dengan Pancasila. Mari kita bersama-sama membaca sila ke 5 dari Pancasila "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia."

Dan Lihatlah adakah keadilan sosial itu!
Pancasila adalah Janji Palsu.

LALU APA YANG BISA KITA LAKUKAN??