Hujan, kartu pos, dan stasiun # 1


: lelakiku

Aku tak perlu menunggumu berhari hari
Berminggu-minggu, berwindu
Atau bertahun seribu.
Untuk apa?
Toh aku tau kau tidak akan pernah datang
Mungkin datang
Tapi lebih cenderung tidak
Ah aku tau!
Itu akal bulusmu
Saat kau mengirim berpuluh lembar kartu pos bergambar kereta
Katamu kau akan naik kereta seperti yang ada di gambar
Katamu kau akan tiba saat musim sudah menyerahkan hujan kepada pawang
Dan ketika lonceng-lonceng mendengung di tengah kota

Saat itu, katamu kau akan memakai baju serba kuning
Ah itu bohong!
Aku tau kau tidak punya baju warna kuning
Aku juga tau kuning tak pernah masuk hitunganmu
Katamu kuning warna orang sedang jatuh cinta

Ah itu bualanmu
Yang aku tau,  kuning warna kain kematian
Warna lara di ujung keranda
Tidak mungkin, kau memang gemar bohong
Bahkan ketika kau diam pun.