Hujan, kartu pos, dan stasiun # 8


: perempuanku

Nyatanya kau telah dibosani oleh kartu pos yang mungkin kau anggap sebagai elegi
Nyatanya kau memilih untuk tidak hadir pada upacara yang dirayakan musim hujan hari ini

Pukul 19.57
Stasiun semakin merontaki bibirnya yang kerontang
Dan aku hanya bisa menyuapi mulutnya dengan kesedihan

Pukul 21.21
Aku melihat kartu posku berjalan sendiri di selokan
Tempat aku termangu sejak pagi tadi
Kartu pos ku tertanggal januari, februari, maret, april, hingga bulan ini
Kartu posku berwarna biru, jingga, hingga coklat kemerahan
Disitu, segala kenangan hancur ditumbuk hujan

Aku mencarimu di labirin waktu
Segala penjuru stasiun, seluruh peluh rerimbun
Tempat anak panah rindu kita minta dipertemukan
Tempat kesepakatan kita yang telah disalahpahami ingin
Air mataku berdarah
Menyerah di gerabah gundah



Aku,
satu-satunya yang tersisa di stasiun ini..