Lirik Kematian

Hanya
karena..

Lirik kebisuan di tanah kelahiran.
Gagak hitam yang menanda bahwa sesuatu telah terekam..

Dimanakah pemakaman itu?
Yang menguntai pada benang terjuntai
Hingga ia berlari dengan peluh bundar-bundar
Mengamit parit yang terjepit

Dimanakah pemakaman itu? Teriaknya lantang!
Namun telah sampailah ia pada ketinggian
Menengadah telak dengan lehernya yang rimbang

Ini bukan tentang hanya karena..
Namun ini tentang ramalan kutukan tadi malam
Tentang kelelawar yang mengumpat di balik ampas tua
Tentang mitos yang menelantarkan makna
Dan tentang nenek moyang yang mengakhiri sebuah hayat di dentuman kekacauan

Lalu ia berlari lagi..
Mengeras kakinya, bahkan hatinya
Menelosok dahak pada akal yang tertumpah
Tak bisa ia menahan telunjukknya untuk tak berserapah
Mengobar seperti bola matanya yang merah

Ia tak tahan lagi.
Telah lama ia pendam nelangsa, menguburnya dengan noktah

Ia tak tahan lagi,
Telah dikemas rapi pasir di hidungnya,
Memampatkan sengal nafasnya
Kemudian ia mengabur pada gapura yang terkubur
Menghisap lengan, mengepalnya dalam genggam
Mengena pada lonceng yang menggantung tinggi

Yang berdentang tujuh kali..


Jakarta, Juni 2010