Pencopet di Juanda


/1/
Wahai anak muda, beraninya kau merogoh sakuku.
Meraih milikku yang paling berharga.

/2/
Wahai bapak tua,
Kenapa tidak kau relakan saja handphone mu itu?
Toh kau masih bisa membeli yang baru

/3/
Enak saja kau bicara
Handphone ini pemberian anakku yang pertama
Ia meninggal 3 bulan yang lalu

/4/
Maafkan aku bapak tua
Tapi anakku sudah 5 hari mogok makan,
Ia minta dibelikan handphone katanya.
Handphone idamannya yang persis seperti punyamu
Handphone yang tadinya ada di kantongmu, tapi sudah di kantongku,

/5/
Maaf pencopet,
Aku tadi kasar geledah tasmu, karena aku pun benar-benar tak mau kehilangan itu
Di tasmu kutemukan sajadah
Sajadah hasil copetan juga? Atau untuk berdoa agar kau berhasil mencopet hari ini?

/6/
Bukan,
Tetapi karena galauku tak sudah-sudah
Aku bawa sajadah, supaya aku bisa berdoa sehabis lelah menagih resah

/7/
Jika kutafsir, sesungguhnya kau adalah pencopet yang beriman. Semoga imanmu bukan hasil copetan juga toh?

/8/
Terlalu banyak menyindir kau, pak tua! Rambutmu sudah putih, sudahkah kau banyak sedekah?

/9/
Selain beriman, ternyata, kau pencopet yang pemarah!
Kembalikan handphoneku, cepat!


/10/
Sudah kulempar ke sebuah entah, karena takut kena amarah

/11/
Bohong! Pencopet selalu punya banyak alasan.

/12/
Orang kaya selalu kikir, hingga akhirnya kehilangan



*
26 Mei 2011
Halte Juanda,
Ada yang kehilangan, ada yang menghilangkan, dan ada yang dihilangkan