Sabtu Pagi di Bus Kota

sabtu pagi di bus kota

pagi ini, katamu kau akan naik bus kota
bus kotaku sedang sakit, katamu berikutnya
telinganya merah, badannya panas
mungkin ia sedang demam karena beberapa hari tak makan nanas
 
tak ada hubungannya memang,
tetapi sabtu pagi ini kau berlari gemetaran

menuju terminal yang gaduhnya mirip paruparu
yang lama terbakar asap dan riuh debu

di paruparumu kau temukan teras dan ruang tamu
juga dapur di sebelah ruang tunggu
kemudian kau nyalakan tungku
kau masak obat untuk bus kotamu

kau bertanya lirih "bolehkah aku minumkan obat dari jendelamu yang hangat?"
pintuku kemudian menangis dengan gelak
tak ada obat yang paling manjur
selain penghapal kota paling ulung seperti dirimu yang jujur
kau penangkap paruparu paling lihai di bus kotamu
kau memasak obat dengan irisan telinga, dua puluh tetes ar mata, dan satu keping lidah
yang kau ramu dengan cawan bajumu yang sobek sudah

"aku hanya berharap bus kotaku sembuh."
"aku hanya ingin perjalanan di sabtu pagi yang aduh"

"lalu siapakah kamu yang mengaku pemanggil hari di stasiun paruparuku yang gaduh,
di bus kotaku dan bus kotamu yang keruh?"