Pertemuan

Sebuah rumah bercat kuning
Di sudut, kau duduk, di bangku yang saban hari kau bersinggah
Di depan layar menyala-nyala
Kau berpikir, dan rambut-rambut alismu rapi berbaris,
seolah belantara rumput hitam yang bertumpuk-tumpuk meneduhkan.
Dan matamu jadi saksi antara janji-janji para tombol
Tajam, seperti berbincang tentang banyak hal yang tidak terdengar

Kemudian,
petang menghantar pertemuan
Antara perempuan dan lelaki penjaga layar
Aku si perempuan,
tengah tergesa membawa sepaket kabel-kabel
Untuk kau tiup agar sembuh lukanya,

Namun,
Sampai kini
Kau menyeringai, tidak lagi khusuk menatap layar
Kau berkata “ Bukan aku yang bisa menyembuhkan lukanya.”

Tapi pertemuan telah terjadi
Meski aku bertanya,
Mengapa petang membuat nyala kehilangan cahaya?
Mengapa kau tidak berceramah panjang lebar saja?
Mengapa angin mengeluarkan pertemuan kita dari rumah kuning itu?

Ku ambil kertas,
Menulis jadwal, untuk sebuah pertemuan yang mungkin tidak ingin ku akhiri,
Agar terus terlihat siluetmu di bawah petang
Dan alismu yang sibuk membuat formasi sejajar,
meski matamu masih tetap menatap layar.