Bintang Pulsar

Malam ini kau bersepeda lagi
Aku sering mengintipmu dari balik jendelaku
Kau pun sering memperhatikanku, aku malu
makanya aku tak keluar pintu

Kau menengadah langit
seperti ritual kunountuk nenek moyang
menyanyikan nyanyi-nyanyian yang baru kau hapal sebagian
selalu, setiap malam

Di matamu, aku lihat diriku
sebagai secarik nyala yang diam
yang tak pernah berangkat
hanya mencatat kedatangan dan kepergian
yang aku tunggu steiap habis tarawih

tapi, tunggu..
Siapa yang kau suka?
Karena ketika esok kau kembali, tapi kau tidak melihatku
sama sekali
Kau melihat yang lain
dengan tatapan mesra seperti kau menatapku dulu
dengan iringan suara sadel sepeda

Hei, aku memang serupa!
Tapi tidakbisakah kau bedakan
Akulah bintang pulsar yang selalu
berada tepat di atas genting rumahmu
Aku yang pernah kau doakan sehabis tarawih, witir, dan sahur
untuk tak pernah terhambur
dan mati terkesiur

Meski akhirnya, aku seperi apa
yang paling kau takutkan dalam doamu
Mungkin karena itu,
kau tidak lagi menatapku syahdu

Karena aku bintang pulsar
yang telah mati tersasar
dalam pusar pasar malam penuh kelakar


2011
Saat bersepeda malam-malam