Memoar Januar

: Januar Nur Ikhsani

"berbahagialah mereka yang mati muda." begitu kata Soe Hok Gie. tapi begitu berat rasanya mencerna kata-kata itu terlebih untuk yang ditinggalkan. betapa ia dulu seorang yang ceria dan selalu maju ke depan kelas jika guru meminta muridmurid untuk menjawab soal di papan tulis. saya memang kurang begitu mengetahui tentangnya, tapi kami seisi kelas waktu sekolah menengah atas, masing-masing punya semacam ikatan yang lebih dari sekadar pertemanan. setelah mendapat kabar bahwa ia meninggal, saya langsung melihat akun facebooknya, untuk kembali mengingat bagaimana rupa wajahnya, karena saya agak lupa dan saya menyesal dengan itu. sungguh menyesal kenapa saat itu saya tidak menjenguk sewaktu ia sakit atau tidak bertanya kabar apapun dengan teman-teman saya yang lainnya. ya, betapa keberadaan orang baru terasa justru ketika mereka tiada. saya pun sadar, kita semua akan menyusulnya, entah dengan cara apa. dan sakit yang berkepanjangan adalah caranya untuk meninggalkan kita sejenak. sejenak, sebetulnya tidak ada yang ditinggalkan atau meninggalkan, tidak ada yang kehilangan atau dihilangkan, melainkan semua hanya titipan. tapi saya, kita, punya hak untuk berdoa, mendoakannya semoga ia berbahagia disana. amin.

2011