Pelipur

: kepada pelipur lara, Chaerunnisa



Tahukah kau sebab apa kita begitu saling sayang?
Sebab kita menyukai hal yang sama
Jika kau tertawa, kau lah pemancar suara,
Dan aku menikmati pancarannya

Tak ada yang lebih melipurkan hati
Selain aku yang berdiri di ambang pintumu
Memintamu membuat satu atau dua lelucon
Lalu talitali yang mengikat dadaku
Seakan kendur satu persatu

Tak ada yang pernah kita lupakan, selain
Kita mengingat halhal yang pedih itu
Sebagai suatu kenangan
Ketika nanti waktu akan menghapus
Masingmasing dari kita

Jagalah renyah tawa itu,
hingga senja memberangkatkan
Kau, kita, menjadi sebuah rahasia

Aku mendoakanmu kawan,
Sebagaimana kau yang mendoakan
--aku untuk melawan kesedihan

2012