Sepanjang Jalan Kota Tua

Dari balik jendela transjakarta,
Aku melihat banyak harapan.
Seperti namanama jalan   
di sepanjang menuju kotatua
:kebahagiaan, kesejahteraan, dan
kesederhanaan.
Entah apa filosofinya,
Tapi mungkin aku akan bahagia jika
Tinggal di jalan kebahagiaan,
dan seterusnya
dan selamanya

Tapi bukankah tinggal dimanapun
Kita bisa menjelma apa saja?

Bahkan siapa yang tahu mungkin akan 
menjadi penyedih walaupun tinggal di jalan
kebahagiaan.

Sebab aku belum juga mengerti konsep kebahagiaan
seperti apa dan bagaimana.
Barangkali seperti hotelhotel, pijat refleksi,
atau tokobuku yang berada di sepanjang kota tua.
Mungkin sesekali waktu,
siapapun bisa melepas dukanya disana.



Hawa panas dan debudebu beterbangan.

Aku bisa menyimpulkan—siang ini
Matahari sedang mabuk cinta
Kepada langit, ia korbankan segala nafasnya
Kepada bumi, ia berikan segala energinya

Keringatkeringat membuncah dan hendak berserapah,
tapi segera kuingat—apapun cuaca adalah anugrah


:Melewati lorong
—seorang lelaki setengah baya
Bermain biola, menembangkan keceriaan,
Ia hamburhambur senyumnya—seolah hidupnya
hanya untuk hari itu saja

Remajaremaja berkumpul bermain kartu
menukar siasat—tertawatawa licik.
Dan sesekali mengaduh ketika
tahu nasibnya tak sebagus kartu As
di genggamannya

Di tepi air mancur,
seorang perempuan menyandarkan
kepala di bahu lelakinya.
Barangkali dengan begitu,
pikirannya yang rumit akan
tumpah di dada lelaki yang
yang lebih tabah—
dari waktu yang kian pasrah.

Bangunan moneychanger masih berdiri gagah
—mungkin aku
Bisa menukar banyak kenanganku
dengan kenangan di tempat lain--kenangan asing
dengan kurs yang lebih tinggi.

Museum-museum mengawetkan waktu
dalam ruang tak berpenghuni, memadatkan
sejarah di batubatu, di laci meja kayu,
bahhkan di mata seorang serdadu.

Di kota tua, orangorang hendak
Mengabadikan kenangannya—dalam ukiran tato
—dalam sebuah jepretan foto

Sementara aku masih juga bertanya
(bertanya dengan siapa saja atau yang bukan siapa-siapa).
"Apakah di kota tua, sebuah kenangan
bisa ditukar dengan masa depan?"

2012