(Sebuah Sajak Coba-Coba)
Pada suatu pagi, sepasang mata
nanar menatap diorama, lalu dengan berbisik ia berkata; kemarin aku linglung,
aku membolakbalik daftar menu sarapan, tapi yang kujumpai hanya seekor kaki
rubah bumbu asam manis. Aku beralih ke dapur, mencari roti isi atau sekaleng
ikan segar, namun yang kujumpai adalah sebotol bir kadaluwarsa—kutenggak
isinya—rasanya mirip airmata dari mulut buaya. Tibatiba perutku mual,
kumuntahkan isinya, jangan heran bila muntahku berisi kentang, telur asin, atau
lampu tidur. Kembali kususun diorama dari cangkang-cangkang kulitku dan kubangun
rumah untukmu lengkap dengan besmen dan beranda. Sebab kuakui—aku memang pergi
ke rumahmu tahun lalu, tapi kosong dan kotakposmu berjejalan suratsurat tanpa
nama. Dari siapa?
Dengan gusar tangannya bergetar
menekan tombol dan menelpon entah ke siapa, lalu lirih suaranya; maaf aku
sibuk, hutangku banyak sekali dan janjiku jarang ditepati. Maaf, aku hibuk, aku
lupa tanggal dan waktu. Ingin sekali kutuliskan beberapa patah kabar—tentang
kota yang tinggi dan lampu yang cahayanya silau sekali, aku tak sanggup, aku
ingin pergi tapi aku terlalu sibuk. Sedang kau masih ingat ucapan itu? Seperti
saat Khidir meninggalkan Musa; kau takkan sanggup sabar bersamaku. Aku ingin
kau menyebut mantra yang sama, lalu seperti bah yang menggulung perahu kertas
Nuh. Byar.. Byaaar.. Byaaarr.. Aku selamat dan berlayar hingga untuk
keduakalinya aku muntah di hadapanmu. Tak usah lagi heran, bila muntahku berisi
kentang, telur asin, atau lampu tidur. Toh, kelak akan kuceritakan padamu, betapa
perpisahan sungguh mengasyikan. Seperti sinema elektrik; musik yang
mengguncang, iklan yang muncul tibatiba, sorort mata tajam—dengan itu
adrenalinmu naik dari semula, bahkan diluar batas sangka.
Kemudian suatu hari—suatu saat
dimana kau dan aku kembali pada ketunggalan—mungkin kau akan mengulang beberapa
patah pepatah yang pernah kutitah, akupun tak pernah luput oleh diamdiam yang
sengaja menyusun kembali diorama—yang jika kau tahu kuncinya adalah panorama
sebuah musim dan beberapa rumah yang pernah kubuat adalah makam sebuah kenang.
2012