Soliloqui


Suatu hari, perempuan itu jatuh cinta pada komputernya
Ia memandangi komputer itu saban pagi
Atau saat malam-malam menjelang tidur

Cicak di dinding berdecak, berbicara tentangku,
Lalu ia tahu pasti apa yang akan ditanyakannya
: “Kenapa kau begitu betah? Kenapa begitu tabah?”

Sebab hanya disinilah aku bisa membayangkannya
Aku membayangkan ia sedang tersenyum membayangkanku

Pepohonan bergerak, daun-daun jatuh di luar jendela
Di bawah bulan tembaga dan malam yang mencair di matanya
Perempuan itu tahu tak ada yang bisa dilakukannya

“Bagaimana kalau ia tidak membayangkanmu?
Bagaimana kalau non sense?”

Ada debar yang sangat keras memecah dadanya
Kemudian diikuti hening yang cukup panjang

Ia menjawab dengan setengah gumam, setengah diam
“Tak apa, tak apa.
Ini cinta yang tahu diri, rela tak berbalas.”

2013