Aku datang bukan untuk sebagai pesaing


Aku datang bukan untuk sebagai pesaing,
Melainkan untuk mengalah dalam perang panjang
Tak ada kepak burung ababil atau
Batubatu yang mungkin terjungkil
Melewati nama serta yang menempel pada parasmu

Namun siapakah pesaing sebenarnya?
Seseorang dari sebrang menjegal langkahku
Ia berkata, tak ada pertanda bahwa masa depan
Akan menerima namaku sebagai pemenang

Ikanikan melakukan percakapan
Gelembung dari mulutnya pecah lalu terngiang suarasuara
: kau hanyalah usia yang sebentar lagi karam
Namun mereka tak benarbenar paham
bahwa amunisi adalah perasaan
yang berjalan ke depan,
Menyelamatkan yang hanyut itu

Segalanya sedikit mematahkan pikiran serta batinku
Tapi aku tetap berlari mengikuti arus, hendak mengeluarkanmu
Melewati deras yang tak urung reda

Kau tahu, pada muara ada seorang yang lain menjemputmu
Tapi tak berniat menanggalkan jubahnya dan
Menggendongmu keluar dari penderitaan

Dan di hanyut yang kesekian, aku berteriak padamu
yang tengah terengah, mencari sebilah napas dalam riak sungai
Pernahkah?
Pernahkah sekali saja kau sebut namaku?

Kau berdiam dalam satuan waktu yang membiaskan
Cahaya ke tepitepi sungai
Aku memperbaiki ucapanku,
: tak perlu kau sebut namaku
  sebab kesedihan mampu mencatat rencananya sendiri
  dan kehilangankehilangan akan merayakannya tanpa diminta 

Aku menanggalkan yang tersisa dari jatah hidupku
dengan gelombang yang menyandarkanmu ke tepian
Kau melenguh dan menelanjangiku dengan matamu yang lebam
Sebagian tubuhku digoyangkan angin dan
sebagian yang lain dirobekkan reranting

Di luar mataku yang terpejam,
Kudengar isakmu berulangkali menyebutkan penyesalan

2013