bibirku pecah dilempar mainan besi
tulang keringku ditendang sewaktu di kamar mandi
waktu aku melarangnya jajan sembarangan, rambutku
dijambak hingga rontok
bahkan aku pernah hampir takut buta
saat mataku dipukul gagang kipas kayu
seperti para pejuang yang tak jera masuk bui
aku tak jera
aku tetap mengantarnya ke sekolah, mengamatinya dari balik pagar
memandikannya sembari mencontohkan cara sikat gigi yang benar
menemaninya mengerjakan pekerjaan rumah
saat ke toko buku, aku selalu ingat untuk sekadar membelikan buku-buku bergambar binatang kesukaannya
aku tak jera
seperti sebuah kalimat yang kutemukan di suatu pagi,
"aku rela dikatakan buta, lantaran aku memang tidak melihat lagi
suatu cacat pada yang aku cintai.."
september 2013