Aufklarung (2)

Saat segumpal daging telah hitam karena lumpur yang lumur
Mungkin aku telah menutup pintu, sedang Engkau tak juga berhenti
Mengetuk dan memanggil namaku.

Saat aku bersedih atas tangis yang serupa suara gerimis,
Mungkin aku telah pergi dalam beberapa jam, beberapa hari,
Beberapa bulan tanpa meninggalkan alamat
Tapi kau selalu ingat tempat dimana aku biasa singgah
Meminum sepi yang lahir dari rahim malam

Saat embun telah lepas dari sebuah daun,
Saat kabut hanya sekejap memenuhi pagi, aku berharap tak lagi kehilanganmu
Sebab di pangkal dadaku yang ngilu,
Aku menghapal sembilan puluh sembilan namamu yang lain
Nama yang tak mampu satupun kusebutkan
Sebab pada legam lidahku hanya diam yang menyerupai diriku.


2014