Kanak-Kanak

Dunia anak-anak memang sangat aneh sekaligus menakjubkan. Mereka bisa melakukan apa saja tanpa takut akan risiko nantinya. Mereka dapat tertawa sepuasnya, memang dalam usia mereka belum ada beban hidup yang perlu ditanggung. Itu terbukti dari frekuensi tertawa anak-anak yang lebih sering dalam satu hari, dibandingkan orang dewasa.

Itu pun saya rasakan ketika saya sedang bersama anak-anak. Hidup rasanya cuma hari ini saja, melakukan berbagai aneka macam permainan untuk mengisi hari dengan penuh tawa. "Mereka adalah peniru ulung" Itu yang saya pelajari. Dan itu juga yang membuat saya jadi sering merefleksikan diri, Apakah perilaku dan kata-kata saya sudah cukup baik hari ini? Saya tidak mau "dicap" sebagai biang kerok atas perilaku dan kata-kata buruk yang dikeluarkan oleh anak.

Ketika saya bersama anak-anak, saya pun seakan berubah menjadi yang bukan diri saya. Melakukan hal-hal konyol yang tak pernah terpikir bahwa saya akan melakukannya. Anak-anak adalah sumber anugerah karena pada tawa mereka senantiasa membuat kita bahagia. Pernah saya terima kabar, bahwa kakak saya tidak akan menitipkan lagi anaknya di rumah karena suatu hal. Saya tersentak dihinggapi berbagai macam perasaan aneh, salah satu perasaan yang paling kuat adalah perasaan kehilangan.

Benak saya langsung pergi ke wajah keponakan saya yang sedang penuh tawa. Tak bisa sedikitpun tangis keluar karena rasanya terlalu pilu. Dua hari berlalu, keponakan saya pun kembali ke rumah untuk dititipkan. Saya langsung memeluknya erat, saya tak sanggup kehilangan tawa mereka. Saya tak ingin mengingat tentang tangis atau perilaku anak-anak yang juga sering menjengkelkan. Sebab cinta mengganggap penderitaan pun sebagai anugerah. (anw)


Jakarta, akhir tahun.