Ayah sapi adalah seekor sapi yang bijak dan sangat
berwibawa, tubuhnya gempal, gemuk, dan masih kuat walaupun di usianya yang
cukup tua. Setiap malam, sebelum tidur, ayah sapi selalu memainkan lagu
kesukaan anak sapi dengan gitar tuanya..
Hidup itu pendek..
Dan mimpimu panjang..
Hidup itu sederhana..
Tapi mimpimu rumit…
Jreng..jreng…jreng..jreng..
Setiap malam ayah sapi selalu menasihati anak sapi dalam
lagu-lagu yang ia mainkan. Anak sapi pun selalu mendendangkan lagu-lagu yang ia
dengar keesokan harinya.. Namun pada suatu hari yang cerah di awal bulan,
matahari sedang bersinar dan berkilau indah, burung-burung pun ikut bernyanyi
dengan ceria. Teman-teman anak sapi datang ke rumah anak sapi dan mengajak anak
sapi untuk pergi ke pesta tahun baru di tengah kota.
“Ayo, Anak sapi! Kabarnya pesta tahun baru itu akan diadakan
dengan sangat meriah. Di sana akan ada balon-balon, kembang api, kue-kue, dan
lagu-lagu yang membuat kita bisa bahagia sepanjang malam”. Ucap Dogie, salah satu
teman dari anak sapi.
Mendengar ajakan dari Dogie, anak sapi pun langsung tertarik
untuk datang ke pesta itu. Anak Sapi kemudian menghampiri ayahnya yang sedang
bekerja di sawah. Sawah itu sangat indah dan sedang mengalami musim panen. Dari
kejauhan hanya terlihat daun-daun padi yang menguning bak lapisan mentega.
Apalgi jika terkena kilauan dari cahaya matahari.
“Ayah, ayah.” Teriak anak sapi dengan sangat bersemangat
memanggil ayahnya. Ayah sapi pun menoleh lalu berhenti sejenak meletakkan alat
bajaknya.
“Ada apa anakku yang pintar? Kelihatannya kamu sedang
bergembira dan bersemangat sekali?” Tanya ayah sapi.
“Tentu ayah sapi, hari ini Dogie datang ke rumah mengabarkan
tentang pesta tahun baru nanti malam.”
“Dimana pesta tahun barunya?”
“Di alun-alun kota ayah, semua anak sapi dan hewan-hewan
lainnya akan pergi kesana. Disana ada kembang api, kue-kue, balon-balon, serta
lagu-lagu yang bisa membuat kita berdendang sepanjang malam.” Lanjut anak sapi
bercerita dengan tak kalah semangatnya.
“Anak sapi yang baik, kamu boleh merasa senang, tapi kamu
tidak boleh terlalu larut dalam kesenangan. Apalagi ketika ada tetangga dan
saudaramu yang sedang mengalami kesulitan.” Jawab ayah sapi dengan sangat
bijak.”
Anak sapi merasa sangat kecewa dan bersedih dengan jawaban
ayah sapi. Ayah sapi pun berusaha mencari cara untuk menghibur anaknya.
“Nanti malam bagaimana kalau kita main gitar bersama-sama di
depan kandang anak-anak bebek. Anak-anak bebek tetangga kita baru ditinggal
pergi oleh ayah ibunya. Jika tidak ada yang menjaga mereka, maka komplotan
serigala dari arah hutan akan bisa menyergap mereka.”
“Huh, ayah, tapi ini kan pesta setahun sekali. Aku ingin
kesana melihat kembang api dan menari bersama teman-teman.” Bujuk anak sapi
dengan wajah memelas.
Ayah sapi tetap tidak mengizinkan anak sapi dengan mencoba
memberinya nasihat berkali-kali. Tapi anak sapi tidak mau mengerti, ia kekeh
tetap ingin pergi walaupun tidak mendapat izin dari ayah sapi. Anak sapi itu
pun pergi dan berlari dari sawah, meninggalkan ayah sapi. Ayah sapi
memanggil-manggil anak sapi, tapi anak sapi itu pun tidak mau menoleh.
Sore bersambut malam, di alun-alun kota cahaya-cahaya lampu
dinyalakan dan mulai dinyalakan. Kembang api diluncurkan di atas langit yang
bertabur bintang sehingga menjadi komposisi malam yang sangat indah. Lagu-lagu
disetel dan dimainkan, para tamu yang hadir termasuk anak sapi pun mulai menari
dan mendendangkan lagu.
Sementara di tempat lain, ayah sapi sedang duduk di atas
batu, memainkan gitar tuanya sendirian..
Anak sapi.. anak
sapi..
Jadilah kuat dan
cerdas
Jadilah anak sapi yang
baik
Anak sapi kesayangan
ayah..
Dari kejauhan, ada komplotan serigala yang mengintip dari
semak-semak. Ia melihat kandang bebek itu sepi dan mereka pun masuk untuk
menculik serta memakan bebek-bebek itu. Kompotan serigala mendobrak paksa pintu
kandang bebek. Bebek-bebek yang sedang tertidur lelap pun akhirnya terbangun
dan sangat terkejut. Tangan serigala yang jahat mencekik leher bebek dan ingin
memasukkan kepala bebek itu ke dalam mulutnya.
“Wah ini sungguh santapan yang lezat.” Ucap serigala itu
sambil meneteskan air liur.
“Lepaskan bebek itu.” Tiba-tiba ada suara ancaman dari arah
belakang serigala. Ternyata pemilik suara itu adalah ayah sapi. Ayah sapi
datang untuk menolong bebek-bebek dan melawan serigala. Serigala-serigala itu
berhasil dikalahkan oleh ayah sapi. Tapi karena jumlah serigala itu lebih
banyak, maka ayah sapi pun kewalahan dan menderita luka-luka. Ayah sapi
terkapar lemas di kandang bebek-bebek.
Esok paginya anak sapi pulang dari alun-alun kota dan sangat
kaget menemukan ayahnya yang terkapar
dan dikerumuni oleh anak-anak bebek yang menangis.
“Ayah, ayah kenapa?”
“Ayahmu sudah meninggal dunia. Semalam ia berjuang melawan
para serigala untuk menolong kami.” Kata para bebek sambil menangis. Tangis
anak sapi itu pun meledak mengetahui ayah sapi telah tiada. Di sela tangisnya
ia berkata lirih “Ayah, seandainya aku mendengar nasihatmu...’’ (anw)
*****