Di Ruang Tunggu Bandara

Aku teringat masa kanak-kanak 
yang begitu terasa lucu
Boneka beruang yang terlihat besar,
dan ternyata boneka beruang itu 
tak lebih pendek dari ukuran lututku.
Semua hanya soal sudut pandang bukan?

Lalu kakak laki laki dengan kacamata
berwarna emas
dan juga mimpi mengenai
hal-hal yang ia bawa pulang ke rumah.

Sebelum keberangkatan ke bandara
Nostalgia adalah salah satu kecintaanku
Aku tahu ini tak abadi
Tapi aku menempatkannya kembali
di dalam botol minyak kayu putih
kemudian kusimpan di saku kemejaku.

Sebagaimana ini tak abadi
Maka senyum ibu kujadikan jatah uang saku
untuk makan sehari-hari.
Senyum ibu abadi
dan aku jadi tersenyum senyum sendiri.

Ketinggian seperti kabut buram 
yang aku tak jelas melihatnya dengan warna apa
baunya apa, rupanya apa.
Aku tak pernah berani soal begini

Seantero diriku berusaha kutiupi dengan letupan
keajaiban dariNya. Aku ingin melihat
nikmat Tuhan yang banyak itu
selain dari apa yang tertanam
dalam urat urat nadiku.

Esok aku terbang menempuh 
kilometer perjalanan. Aku ingin berlabuh
dalam masa laluku. Untuk hendak
merindukan rumah itu dari jauh.

(2015)