Peluk.

Source image:Pinterest.com
Lelahkah ia yang jauh disana?
Menungguku untuk mengetuk pintu dan berkata ”aku pulang!”
Sampai kerut menggerogoti ingatannya tentang peluk
Memeluk rongga pada kerinduan yang terpuruk

Dapatkah ia tahan lukanya yang hampir tak pernah kering?
Menyembuh dengan sekedar air bening
Dengan mengucap ayat pada sebuah surat
Dan merapal kalimat yang mengharap

Lalu sampailah pada aku yang menemui Sabtu
Memecah bisu untuk ibu yang bediri menggagu
Di teras ini, ia berbincang tentang hidup
Mengisah dengan bibirnya yang terkatub.
Dan dengan matanya yang perlahan mengendur

Cicak di dinding pun seolah duduk berdiskusi
Tak mampu melerai kami yang kerap meniduri
Hingga larut kuusap punggungnya yang gersang 
Menyaring susu pada airmatanya yang menggenang

Adakah setengah suara terdengar dari udara yang mengembala?
Menciumi wangi dalam sadar yang dioleskannnya pada duka
Setelah lama kudatangi ia dengan seribu cerita jenaka
Ingin sekali ia tertawa yang mengisi tanpa jeda

Lelahkah ia yang menunggu disana?
Karena aku yang tertahan untuk perjumpaan di ujung seminggu
Mengemas peluk untuk membukanya pada rengkuhan setiap Sabtu


10 Juni 2010
Untuk ibuku yang sangat ingin kupeluk