Kepada Sajakku yang Enyah

Pada November  ini kumandatkan
Sebagai nasib sial bagimu
Dimana kau tumbuh bukan selayaknya sajak
Hanya serupa angin beku
Yang meniupkan dahan-dahan yang diam
Di sepanjang jembatan—memburai bau kali
Di sekujur tubuh kata yang telah kusiapkan
Menjadi pengiring kematian bagimu
--bagi kata yang tak mampu menemukan sajaknya,
Menemukan empunya

Waktu, nasib, dan perjalanan
Semacam jantung bagimu untuk
Menyala, namun senyap
Ketika segalanya terasa hambar
Dan kutemui kau tidak memakai baju
Telanjang kedinginan di suatu sudut di
kaca jendela yang berdebu

Sebelumnya kau memang telah kumandikan
Dengan air mataku sendiri
Namun tubuhmu masih hitam
Dari segali daki dan segala dosa
Melekat-mendekap nafasmu
Yang terpotong-kudengar iramanya tak biasa
Seperti setengah ketukan kurang dari semula

Kau terlihat sekarat,
Aku terlihat keramat
Karena pada ujung-ujung kukuku
Seragam aksara telah memucat

Angin lalu memberangkatkanmu
Menjadi sebuah rahasia pagi,
Menjelma sajak yang tak pernah jadi

Kepada sajakku yang enyah,
Barangkali kita akan bertemu lagi di suatu entah
Atau barangkali juga akan selamanya terpisah


(2011)