Rembulan Duduk di Sampingku

Di dalam pesawat, rembulan duduk di sampingku
Ia membisikkan sesuatu di telingaku
Sebuah suara yang aneh, suara yang belum pernah aku dengar
Tapi juga tak asing

Ia mengatakan padaku agar aku tak mengatakannya pada siapapun
Siapapun, tidak terkecuali pada malam di luar jendela yang sedari tadi
Duduk memandangi kita
Aku hanya berusaha mendekatkan telingaku lebih dekat lagi
Agar siapapun, agar siapapun tidak tahu apa yang tengah ia ucapkan padaku

Ia bilang bahwa cinta bukanlah sesuatu yang mudah dipahami
Aku mengerti itu dan kutangkap ujung mata rembulan yang beriak
Saat malam tak sengaja menerbitkan sedikit cahaya.
Lalu kukatakan pada rembulan,
“Tolong bisikkan sesuatu yang menyenangkan saja.
Apa kau pernah melihatnya belakangan ini?
Karena tahukah, aku lihat semburat senja dari balik jendela
Ada cahaya matahari yang perlahan hilang
Dan barang sebentar digantikan malam
Ia sedang dimana? Aku tengah menantinya dimana-mana
Tidak terkecuali disini.”

Kaki pesawat mulai bergetar menginjak awan – awan pucat
Kota tengah menyampaikan kehidupannya
Kabin kabin berguncang.

Ada yang tertahan di ujung tenggorokanku
Sebentuk rindu yang ingin kumuntahkan dalam kantung plastik di atas bangku

Tapi tak mampu

Aku hanya mampu menelannya kembali..
Dengan tabah kuterima semua yang diucapkan sepi
Dengan sabar kunikmati segala yang berjarak ini

Kaki pesawat kembali bergetar
Rembulan pergi, ia tak duduk di sampingku lagi

2015